Kamis, 02 Juli 2009

(15) MARI KITA RENUNGKAN

di facebook ku beberapa hari lalu aku menulis ada eks rekan kerjaku di kantor lama yang meninggal. Aku cari tahu penyebabnya. Dari informasi yang aku dapat, beliau meninggal karena lever yang diderita ( mungkin karena kecapean kerja ) selama bekerja di suatu proyek di sulawesi. Ketika dibawa kembali ke Jakarta kondisinya sudah parah, dan ketika hendak dibawa ke rumah sakit ( RSI Pondok Kopi ) beliau meninggal dalam perjalanan.

Aku menulis ini bukan untuk mencari keuntungan akau mengekspose kematian beliau yang terkesan mendadak. Tetapi aku ingin menjadikan ini sebagai bahan renungan bagi kita semua.

Usianya sekitar 54 th ( perkiraan beliau akan memasuki masa pensiun tahun ini atau th depan ). Orangnya masih gagah, dan type orang yang sangat setia kepada keluarganya. Aku masih merasakan semangat beliau dalam bekerja, tidak pilih pilih dan selalu siap bekerja dimanapun dengan loyalitas yang sangat tinggi dan seorang istri yang selalu setia menemani kemanapun beliau ditugaskan.


Beliau asli kediri, sehinggan setelah kematiannya pemakaman dilakukan di kediri di kampung halamannya.


Mungkin ada diantara anda semua yang bertanya, apa maksud tulisan ini ?


Baik, tujuanku adalah seperti ini :


Melihat dari usia beliau sebenarnya masih sangat produktif dan secara financial beliau bisa menjamin keuangan keluarga minimal selama 5 th ke depan, karena fisik serta semangatnya masih sangat prima.


Tetapi dengan kondisi beliau meninggal apa yang ditinggalkannya untuk keluarga ? analisaku adalah hanya uang pensiun yang akan diterima dari kantor tempatnya bekerja dan dari perhitunganku ( mohon maaf kalau salah, aku pernah menghitung uang pesangon pensiun beliau ketika membuatkan proposal penawaran asuransi untuk beliau di tempat kerjanya ) yang tidak mencapai 70 juta.


Kenapa kecil sekali dengan usia sedemikian ? itu karena status beliau yang sering pindah kerja dan kondisi kontrak kerja terakhir beliau yang baru beberapa tahun terakhir.


Saya ingin mencoba membuat analisa sederhana dari peninggalan beliau tersebut.

Uang Pesangon : Rp. 60.000.000

Asuransi ( asuransi wajib yg ada di perusahaan ) : Rp. 15.000.000

Total : Rp. 75.000.000


Peninggalan lain berupa asset ( rumah tanah dan lain lain saya tidak akan bahas disini, karena point yang ingin saya bahas adalah kelangsungan hidup keluarga yang ditinggalkan. )


Perkiraan Biaya Hidup per bulan selama ini adalah sbb :

- Biaya hidup di Jakarta ( berdua bersama istri ) / bulan : Rp. 2.000.000

- Biaya Hidup Anak Di kampung halaman ( sekolah dll ) : Rp. 2.000.000

Total : RP. 4.000.000


JIka biaya hidup per bulan rata rata adalah sebesar : Rp. 4.000.000

BIaya setahun adalah ( Rp. 4.000.000 x 13 bulan ) : Rp. 52.000.000.


Kenapa 13 bulan ? ( saya asumsikan pada saat lebaran biaya yang dibutuhkan adalah sebesar biaya hidup rata rata per bulan )


Dengan kondisi seperti itu maka :

Total Pesangon : Rp. 75.000.000 : RP. 4.000.000 = 18 bulan


Dari analisa tersebut maka total pesangon yang ditinggalkan hanya mampun untuk bertahan selama 18 bulan. Untuk selanjutnya bagaimana dengan istri dan anak yang ditinggalkan ?



Itu adalah pertanyaan yang sedikit membawa beban bagi kita semua

Tidak ada komentar:

 
Powered By Blogger | Portal Design By __ H u g o S __ © 2009 | Best View: Firefox | Top